Makassar, 6 April 2006
Catatan Harian
"RUMIT". Demikian gambaranku tentang pembuatan berita berkualitas setelah mendapat penjelasan mendalam selama 90 menit dari Wapimpred II Tribun, Dahlan.
Memperhatikan catatan dan kekuranganku dalam menulis berita, rasa kantuk sirna seketika."Menulis berita butuh keahlian dan ketelitian," pikirku.
Hal tersebut selalu terbayang dalam pikiranku sepanjang perjalanan pulang ke rumah, sehingga malam itu saya menghabiskan dua jam membaca berita-berita Tribun sampai jarum jam menunjukkan angka satu.
Ini kulakukan dalam rangka mencermati dan menjiwai tehnik penulisan dan gaya bahasa Tribun. Dua hal yang dalam beberapa hari ini belum saya dapatkan
Menjadi wartawan di Tribun Timur, salah satu surat kabar harian di Sulawesi Selatan, rasanya seperti mimpi bagiku. Pengumuman mengenai proses seleksi disampaikan beberapa hari lalu.
Saya tidak pernah membayangkan bahwa sayalah satu-satunya pelamar yang lulus dari 200-an orang. Bahkan salah seorang temanku, dengan pengalaman jurnalistik selama tiga tahun di kampus, juga tersisih. Terinspirasi dari film Jet Lee The One, salahkah jika saya menyebut diriku The One? He he he, jangan takabur bos.
Tes terdiri dari dua tahap, tes psikilogi dan wawancara. Tes psikologi dengan empat sesi selama kurang lebih delapan jam, mulai pukul 08.00-16.00.Pelamar yang lulus tahap pertama dipanggil keesokan harinya mengikuti wawancara.
Lima orang mengikuti wawancara, saya merasa tidak memiliki peluang sama sekali karena pengalaman jurnalistik hampir tidak ada.
Meski demikian saya tetap menjalaninya.Tiba-tiba saya teringat pesan seorang kawan, mengalir seperti air, melewati tantangan dengan bersusah payah, hasilnya pasti memuaskan.
Alhamdulillah, satu pekan kemudian, pukul 23.05 wita, Kepala Bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) Tribun,Sony, menelpon dan mengabari hasil seleksi.
Seluruh penghuni asrama langsung bergembira mendengar berita kelulusanku jadi wartawan. Malam itu, saya didaulat untuk mentraktir penghuni asrama dengan martabak spesial.
Kini, Kamis (6/4), hari kelima menjalani pelatihan yang berlangsung selama tiga bulan, berbagai pengalaman saya peroleh dalam menjalani proses tersebut.
Hari pertama, Sabtu (1/4), Saya ditugaskan meliput peristiwa di Lapangan Karebosi yakni Ulang Tahun ke-20 Senam Tera Indonesia dirangkaikan dengan mengenang Dg Patompo.
Hari Kedua, Minggu (2/4), mengikuti Try Out Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) di Auditorium Ammanagappa Universitas Negeri Makassar di Jl AP Pettarani, Makassar. Sebelum ke kantor, saya sempat wawancara lima warga di Kompleks Kodam Gunung Sari (Cokonuri) perihal banjir yang terjadi hari itu.
Hari ketiga, Senin (3/4), menghadiri konferensi pers yang diselenggarakan panitia pelaksana Reuni Akbar SMA 16 Jl Ammanagappa, Makassar, sekaligus menunggu demonstran mendatangi kantor PDAM Kota Makassar.
Hari keempat, Selasa (4/4), tidak ada liputan berhubung sakit punggung yang mengganggu mobilitas kerja sehingga saya memutuskan mengambil off.
Hari kelima, Rabu (5/4), menghadiri sosialisasi Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah di Hotel Sahid Jaya Jl Ratulangi, Makassar, serta Diskusi Solution berkaitan nasib tenaga honorer sampai tahun 2009 di Warkop Dottoro, Jl Pengayoman, Makassar. (bersambung)
No comments:
Post a Comment