Makassar, 15 Mei 2006
Catatan Harian
KOMITMEN melaksanakan ajaran syariat Islam targambar jelas dari semangatnya berbicara tentang kondisi umat yang belakangan semakin jauh melenceng dari ketentuan yang digariskan dalam Al Quran dan Hadis Rasul saw. Dengan berapi-api, ia menyampaikan pesan-pesan dakwah Islam kepada komunitasnya. Sosok itu, Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Wahdah Islamiyah Makassar, Muhammad Qasim Saguni.
Ratusan jamaah Wahdah Islamiyah berkumpul di Auditorium Amannagappa dalam rangka membicarakan ekonomi berbasis syariah Islam. Sistem kapitalisme yang menggerototi perekonomian dunia dewasa ini ditengarai sebagai salah sebab kemelorosotan peradaban Islam.
"Umat Islam harus tampil di garda depan dengan konsep ekonomi syariah non-riba. Al Quran dan Hadis menggambarkan secara detail landasan tersebut. Kenapa umat Islam harus mencontek argumentasi ekonomis masyarakat kapital?," kata Qasim dengan mimik super serius.
Pria yang akrab disapa Ustadz Qasim ini begitu disegani oleh pengikutnya. Ia pintar menyulut emosi warga Wahda Islamiyah dengan yel-yel Allahu Akbar dan Hidup Syariah. Meski tampil dalam ruangan tertutup, suaranya begitu lantang begitu menyebut USA dan sekutunya sebagai kelompok kapital penghancur ekonomi negara-negara Muslim.
***
Ketika salah seorang peserta menanyakan tentang kasus terorisme yang sering dikait-kaitkan dengan kelompok Wahdah Islamiyah, Qasim dengan tegas menolak tudingan tersebut. Menurutnya, meski sama-sama menggunakan Islam sebagai landasan teologis, ideologi kaum teroris sangat ditentang kelompok Wahdah Islamiyah yang dipimpinnya.
"Secara ideologis, Wahdah sangat bertentangan dengan teroris tersebut. Pekerjaan mereka hanya menciderai umat Islam lain. Wahda mengecam keras segala bentuk kriminalisasi atas nama Islam," ujar pria yang telah memiliki 10 anak ini.
Baginya, Islam adalah agama rahmat bagi alam semesta. Klaim sekelompok umat Islam atas Wahdah sebagai kelompok yang esklusif adalah klaim yang keliru. Pihaknya mengaku selalu membuka diri atas kritik konstruktif dari pihak lain.
***
Selain identik dengan janggot, lelaki berperawakan pendek ini ternyata piawai dalam komunikasi bisnis. Hanya dalam hitungan menit, pria ini berhasil melakukan deal dengan Businees Manager Bank Danamon Cabang Makassar, Muhammad Shodiq, berkaitan dengan short message service (SMS) dakwah yang dibuka Wahdah Islamiyah.
Di tempat yang sama, ia juga membuat kesepakatan kerjasama bisnis dengan Ketua Ikatan Masyarakat Ekonomi Syariah Sulsel Dr Mukhlis Sufri. Sungguh seorang negosiator yang handal.
***
Ketika sesi wawancara dengan para wartawan, ia memaparkan visi dan misi organisasi yang dipimpinnya. Ketika saya bertanya tentang tirai yang memisahkan tempat duduk laki-laki dan perempuan, mimik mukanya sempat berubah sembari memandangku.
Setelah terdiam sejenak ia menjawab bahwa seperti itulah pemahaman Wahdah Islamiyah tentang tata cara interaksi sosial dengan orang lain yang bukan muhrim. Setiap orang memiliki interpretasi berbeda tentang ajaran agama, dan kita bisa menerima perbedaan itu, ujarnya diplomatis.
Hari ini, saya mendapat pelajaran berharga tentang kelompok yang selama ini diidentikkan dengan esklusivisme.
No comments:
Post a Comment