05 April 2015

Jamaah Masjid Lebih Mudah Disusupi Paham Radikal


Pimpinan Ponpes MDIA Bontoala, AGH Abdul Muthalib (kemeja putih), diskusi di Tribun Timur Makassar, Minggu (5/4/2014) (Foto: Tribun Timur/Muhammad Abdiwan

Pengurus Ikatan Alumni (IKA) Ponpes MDIA Bontoala dialog di redaksi Tribun Timur, Makassar, Minggu (5/4/2015). Dialog bagian dari rangkaian Mubes MDIA Bontoala yang diagendakan pekan depan.
Ketua Panitia, Zulkifli Anwar, menyampaikan kegiatan ini rangkaian kegiatan Mubes yang akan dilaksanakan pekan depan di Pondok Pesantren MDIA Bontoala Makassar. Tepatnya di Jl Lamuru No.65 Makassar.
"Kami mengundang para alumni untuk hadir dalam mubes tersebut", ujar Aktifis PMII Makassar ini.
Ketua PKNU Makassar, Asep Saifullah, mengatakan bahwa radikalisme bukan hal yang baru. Peran alumni pesantren sangat dibutuhkan untuk membendung gerakan radikalisme tersebut.
"Alumni pesantren harus rajin salat di masjid karena kelompok radikal menjadikan masjid sebagai sasaran utamanya. Untuk masuk ke pesantren membutuhkan waktu yang lama. Maka jamaah masjidlah yang menjadi sasarannya," tegas Ketua KPNU Sulsel.
AGH Abdul Mutthalib, Pimpinan Ponpes MDIA Bontoala, menyatakan visi pesantren ada dua yaitu Tafaqqahuu Fi al-diin dan Pembinaan Akhlak Santri. Dengan berjalannya sistem pendidikan pesantren sesuai dengan dua visi tersebut, Pesantren akan menjadi benteng Islam dari paham radikalisme dan ekstrimisme.
"Alumni pesantren harus terlibat aktif dalam membesarkan pesantren dan membendung paham radikalisme," kata Ketua Dewan Penasehat GP Ansor Makassar ini.(TRIBUN-TIMUR.COM)

No comments: